Ayam merupakan jadi bahan konsumtif untuk masyarakat indonesia, maka dari itu permintaan dari pasar untuk kebutuhan sangat banyak dan menjadi tantangan untuk para peternak untuk bisa memenuhi kebutuhan tersebut.
Tantangan untuk para peternak adalah jumlah kematian ayam akibat dari stres yang di akibatkan oleh perubahan suhu ruangan ,
Atau yang di sebut dengan HEAT STREES ,
Apa itu HEAT STREES?
Stres panas (heat stress) adalah suatu gangguan yang dialami ayam akibat kondisi suhu udara lingkungan melebihi suhu normal (>28oC) pada zona nyaman. Hal tersebut mengakibatkan ayam tidak mampu untuk menyeimbangkan antara produksi dan pembuangan panas tubuhnya. Perlu diketahui bahwa zona nyaman (comfort zone) ayam berada pada kisaran suhu 25-28oC dengan kelembapan 60-70%. Pada suhu 33°C selama beberapa jam bahkan bisa menyebabkan kematian pada unggas.
Gejala Heat Stress
Pada prinsipnya ketika ayam sedang dalam kondisi heat stress, ayam akan berusaha menurunkan suhu tubuhnya melalui pelepasan panas tubuh. Akan tetapi, karena ayam tidak memiliki kelenjar keringat, maka respon yang terlihat dari tingkah laku ayam ketika mengalami heat stress antara lain:
- Ayam merenggangkan, menggantung, atau melebarkan sayapnya. Akan tetapi usaha ini kurang optimal karena suhu lingkungan kandang tidak berbeda nyata dengan panas tubuhnya.
- Ayam menempelkan tubuh ke dinding kandang yang lebih dingin atau membenamkan tubuhnya ke dalam litter. Terkadang ayam juga melakukan “mandi” di tempat minum.
- Melakukan peripheral vasodilatation atau meningkatkan aliran darah perifer (tepi), terutama pada bagian jengger, pial, dan kaki sehingga bagian tersebut warnanya menjadi lebih merah dan panas.
- Ayam melakukan panting, yaitu bernapas melalui tenggorokan atau meningkatkan evaporasi (penguapan). Ayam akan membuka mulutnya dan menggerakkan tenggorokannya sebagai tempat keluar masuk udara. Pelepasan panas melalui evaporasi memungkinkan ayam untuk menurunkan panas tubuhnya. Meskipun demikian, panting memerlukan aktivitas otot yang lebih tinggi dan dapat menyebabkan meningkatnya kebutuhan energi panas dimana berhubungan dengan cekaman panas. Ayam yang sudah melakukan panting namun suhu tubuhnya tidak menurun, akan menjadi lemah, pingsan, kemudian bisa mati mendadak. Kematian akibat heat stress ini terutama akan mulai terjadi saat suhu tubuh ayam mencapai 42oC atau lebih.
- Konsumsi air akan meningkat jika suhu lingkungan meningkat yang akan menyebabkan feses dan litter menjadi lebih basah.
Apalagi melihat kondisi cuaca di indonesia yang sering berubah dengan cepat maka dari itu sudah seharusnya untuk para pengusaha peternak ayam ini untuk memasang atau memantau suhu ruangan 24 jam dan secara real time terus memberikan data tersebut.
Solusi untuk permasalah yang di hadapi di atas Turck banner memberikan solusi dengan menggunakan sensor suhu CMTH Turck Untuk mengontrol suhu dan kelembapan, tersedia penutup ventilasi, kipas angin, atau bahkan AC aktif. Turck menawarkan sistem lengkap untuk pengendalian AC kandang ayam, terdiri dari sensor, jalur koneksi, teknologi transmisi nirkabel, sistem I/O, serta pengontrol dan panel operator HMI termasuk integrasi cloud. Dasbor Turck Cloud dengan jelas menampilkan data status beberapa kandang ayam. Dimungkinkan juga untuk mengontrol sistem dari perangkat seluler atau PC melalui cloud. Dasbor dapat dikonfigurasikan sesuai desain pabrikan sendiri
Catu daya IP67 untuk otomatisasi kios tanpa kabinet sakelar
Komponen lain seperti drive atau sistem pendingin udara juga dapat dikontrol melalui Ethernet atau antarmuka alternatif. Solusi ini dilengkapi dengan catu daya IP67 untuk pemasangan langsung di luar ruangan atau di lingkungan lembab. Dengan demikian, solusi otonom dengan pasokan listrik fotovoltaik pun dapat diimplementasikan